Jurnal Komunikasi Produktif Hari ke-12

Kalau diamati dan menghayati dalam membersamai anak, insyaAllah banyak pembelajaran yang saya dapatkan. Idenya banyak dari setiap kebersamaan sama Hizbi tapi cari yang paling pas dan bisa untuk bahan introspeksi diri. Seperti hari ini, kalau tak fokus/mindfull, mungkin tak bisa ambil hikmah komunikasi bersama Hizbi. Alhamdulillaah, ini hari ke-12 untuk praktik bersama Hizbi. Sebetulnya agak menanti-nanti, momen apa yang klik sama materi di zona 1. Hingga akhirnya menemukan juga ide untuk ditulis hari ini. 


Temuan Pembelajaran

Alhamdulillah, Hizbi mempunyai rutinitas yang konsisten, seperti waktu siang untuk istirahat (tidur). Hizbi terbiasa tidur paling lambat jam 1 siang dan bangun saat adzan ashar. Biasanya menjelang tidur siang ada obrolan di antara kami. Siang ini, lumayan terjadi negosiasi atas permintaan Hizbi, latihan komunikasi produktif. 

Hizbi minta agar lampu menyala saat tidur. Tentulah, saya tolak permintaannya. Tapi dia merengek-rengek dan kondisi kipas angin di kamar juga mendadak macet. Jadilah saya turuti keinganannya karena juga memburu waktu shalat dhuhur di awal waktu. 

Suami mengganti kipas angin lainnya dan Hizbi kami tinggal shalat. Selesai shalat, suami mencoba membetulkan kipas tapi tetap tak bisa. Jadinya memakai kipas angin yang lain itu tadi. Kemudian suami langsung mematikan lampu dan membuka korden.

Reaksi Hizbi bagaimana? Jelaslah, protes dan merengek minta dinyalakan lagi. Saya katakan dengan tegas, tidak. Saya tawarkan, kalau mau nyala, coba untuk menyalakan sendiri. Hizbi merengek karena tempat berpijaknya tak ada. Baiklah, saatnya ambil napas yang cukup dan mencoba jelaskan.

"Hizbi, kalau lampu dinyalakan malah tambah panas. Kipasnya kan rusak. Lihat Uti sama Akung, apa lampu kamarnya sekarang dinyalakan?" saya tanya sepertu itu.

"Nggak, lampunya mati," jawabnya.

"Kamarnya Uti gelap kalau ditutup tapi nggak pakai lampu," suami ikut menimpali.

"Iya, jadinya lampunya dimatikan aja ya?" saya tekankan lagi ke Hizbi.

Hizbi jawab dengan anggukan dan langsung naik ke kasur. Deal. Ternyata jika mencoba menerapkan komunikasi produktif itu insyaAllah ada jalan keluarnya. Jadi lebih berhati-hati dalam berbicara dengan anak seusia Hizbi.


Tantangan Berkomunikasi

Tantangannya kali ini supaya tak terbawa arus emosi Hizbi. Rengekan dan suaranya auto mengubah tekanan darah kalau diri ini tak berkepala dingin. Menahan diri juga supaya tak menjelaskan panjang lebar, semacam Nusa Rara. Hizbi biasanya langsung menyahut, kalau menyalakan lampu seperti itu, boros. Tapi tetap saja minta lampu dinyalakan. Ya iyalah, memang belum paham.

Mengapresiasi diri dengan bintang 4,5. Nanggung ya tapi memang masih belum sempurna. InsyaAllah semangat terus belajar lagi untuk komunikasi produktif besok. Semoga masih diberi kesempatan Allah untuk terus belajar memerbaiki diri.


#harike-12

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia



April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar