Amanah itu ..

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat” (QS. An-Nisa: 58)
Kata “amanah” sering diartikan al wadi’ah/ titipan dan al wafa’/ kesetiaan. Sering pula kata amanah diartikan sebagai pelaksanaan tugas oleh seseorang.  Amanah dapat bermakna luas, ia menjangkau hal-hal yang bersifat materi maupun non materi. Tutur kata adalah amanah. Melaksanakan hak-hak Allah adalah amanah. Berbuat baik kepada sesama manusia adalah amanah. Hal ini terlihat jelas dari pesan penagakan hukum dengan adil sebagai bagian dari amanah.
Sesungguhnya sifat amanah itu adalah konsekuensi dari iman, dan sebaliknya sifat khiyanah adalah salah satu dari tanda kufur dan nifaq. Seperti yang pernah Rasulullah SAW ungkapkan dalam sabdanya:
“Tidak beriman seseorang yang tidak amanah, dan tidak beragama seseorang yang tidak bisa dipegang janjinya” (Musnad Imam Ahmad: 21/231)

Seseorang yang kehilangan sifat amanah dari hatinya maka ia akan menjadi pelanggan dusta dan khianat. Dan seseorang yang telah diidentikkan dengan dusta dan khiyanat maka ia telah berada dalam shaf/barisan orang-orang munafiq –na’udzubillahi min dzalik.

Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW menjadikan amanah sebagai salah satu tanda-tanda kiamat.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu-berkata: Rasulullah –shallallahu alaihi wasallama- bersabda: “Jika amanah sudah disia-siakan maka tunggulah datangnya kiamat”. Ada yang bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu Wahai Rasulullah? Jawab Rasulullah: “Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang tidak ahlinya, maka tunggulah kiamat” (HR. Bukhari)

Amanah memiliki ruang lingkup dan jangkauan yang sangat luas, antara lain:
 
1. Amanatul-fithrah
Allah SWT telah menciptakah fitrah manusia ini lurus dan sejalan dengan sunnah-sunnah kauniyah. Fitrah manusia bersaksi tentang wujudullah dan ke-Esa-annya. Fitrah manusia meyakini adanya kehendak tunggal dan mutlaq, ialah kehendak Yang Maha Pencipta. Amanah ini sering disebut sebagai “al amanatul kubra/amanah besar” yang setiap muslim berkewajiban memelihara agar tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan.

2. Amanatut-taklif asy syar’iy
Amanah ini adalah kepatuhan kepada perintah-perintah Allah dan tunduk kepada aturan-Nya dengan total. Orang yang tidak menjaga amanah ini digolongkan kepada kelompok orang yang zhalimun linafsih/menzhalimi diri sendiri, jaahilun bihi/bodoh dengan dirinya sendiri. Dan orang yang tidak mengenali dirinya sendiri pastilah tidak akan mengenali Rabb/Penciptanya.


3. Amanatusy-syahadah lihadzaddin
Amanah ini merupakan pancaran dari amanah kubra. Amanah ini mengharuskan seseorang untuk meyakini kebenaran agama ini bagi dirinya sendiri, sehingga ia mampu menjadi pengamal agama ini dalam seluruh sikap dan prilakunya. Figurnya menjadi model bagi nilai iman yang ada dalam hatinya. Ketika orang lain memandangnya pasti akan mengaguminya dan berkata ”alangkah indah dan sucinya agama itu”. Situasi inilah yang pernah dihadirkan oleh para sahabat Rasulullah SAW. Di manapun mereka berada, akan melihat keindahan Islam dari sikap dan prilakunya.

4. Amanatusy-syahadah lida’watinnasi
Setelah mengaktualisasikan niliai-nilai agama itu dalam kehidupan pribadinya, maka ia telah memiliki modal untuk mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Ia bisa menjelaskan keunggulan dan keistimewaan agama ini kepada orang-orang yang telah menaruh perhatian dan kekaguman kepadanya. Alangkah efektifnya dakwah ini jika para aktifis dakwah adalah agen dan sekaligus model yang menampilkan keindahan Islam dan keunggulannya dalam kehidupan nyata.

5. Amanatusy-syahadah lihadzaddin bimuhawalati iqrarihi fil ardhi
Mengokohkan agama Allah di muka bumi, tidak tergoyahkan oleh isme-isme apapun adalah amanah besar yang harus ditunaikan oleh setiap pribadi dan organisiasi Islam, dengan seluruh sarana dan kemampuan yang ada. .... dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah... (QS. Al Anfal: 39). Inilah salah satu jawaban dari kaidah bahwa “Al jihadu madhin ila yaumil qiyamah” berjihad adalah kewajiban sepanjang zaman sampai datangnya hari kiamat.

6. Amanatut-taqwa lillahi ta’ala
Amanah ini adalah kesadaran bahwa Allah SWT melihat, mengawasi dan memperhatikannya di setiap ruang dan waktu. Sehingga tumbuh kesadaran untuk senantiasa patuh dengan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

7. Amanatul-iqtida’ bi Rasulillah
Amanah untuk meneladani Rasulullah SAW dalam menjalankan agama dan berkepribadian mulia.

8. Amanatut-tafaqquh fid-diin
Di antara kewajiban para da’i adalah membekali diri dengan ilmu-ilmu agama yang membuatnya mampu mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan zaman.

9. Amanantu hifzhi huquqil ibad al maaddiy wal ma’nawiyAmanah untuk memelihara hak-hak sesama manusia seperti memberikan nasehat, memelihara harta anak-anak dan keluarga, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia... wallahu a’lam.

Itu teorinya pada implementasinya bisakah kita melakukan hal tersebut. Contoh kecilnya saja, jika kita diberi amanah oleh orang tua kita, sudah kita melakukan dengan baik? Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang bisa menjaga dan melakukan amanah apapun dengan baik. Memang betul bahwa amanah itu tidak salah memilih tuannya namun jangan juga menyalah gunakan amanah tersebut *termasuk amanah Tugas Akhir, ups*. Seringan atau seberat apapun amanah itu bahwa kita perlu yakin Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya.

(Disarikan dari Mamarratul-haq, DR. Raid Abdul Hadi)
  

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar