This Time for You


Memaknai hidup mempunyai banyak cara. Karena setiap orang mempunyai visi hidup masing-masing dengan membayangkan impian yang ingin dicapai. Hingga bagaimana membuat suatu keyakinan 100% untuk berusaha mewujudkannya. Mengapa harus 100%, tidak 99,9%? 

Karena bisa jadi prosentase ketidak yakinan 0,1% itu akan membesar hingga memutar balikkan pikiran untuk mematahkan semangat 99,9% yang telah dibangun. Dan terkadang orang menganggap hidupnya bermakna jika telah mencapai impian yang membuat dirinya bangga, orang lain merasakan manfaat dan sebagainya. 

Kita semua tentu meyakini bahwa Allah SWT itu sesuai prasangka hamba-Nya. Jadi mengapa kita tidak memaknai hidup dengan kegiatan positf, pikiran positif dan segala perilaku positif untuk menciptakan lingkungan yang memiliki aura positif, positif dalam artian tidak melanggar perintah dalam agama Islam.

Sore ini cukup membuatku tersadar dalam memaknai hidupku. Libur panjang semenjak kamis karena tidak ada kuliah, membuatku full di rumah, meskipun sempat keluar sebentar untuk mencari kebutuhanku. Tapi sangat jarang sekali di hari yang bisa dibilang aktif ini, aku menghabiskan banyak waktu di rumah. Hingga terjadi percakapan antara aku dan ibu.

Ibu: Pril, mau keluar?
Aku: Nggak bu. *dari dalam kabar sambil mengobrak-abrik buku yang aku cari untuk hari Senin
Ibu: Mau keluar ta, Pril??
Aku: Nggak bu. Hari ini nggak keluar, mungkin besok aku keluar. Kenapa? *tetap di dalam kamar
Ibu: Sini.. 
Ayah pun menimpali, "Bilang yang jelas kalo mau minta tolong , Bu."


Aku pun langsung keluar dari kamar, penasaran apa yang mau ibu mintai tolong. Ternyata ibu meminta tolong untuk diajari mengoperasikan notebook agar dapat berkoneksi dengan internet serta meminta penjelasan masing-masing icon yang telah terinstall di notebooknya. Kira-kira begini yang ibu bicarakan, "Tolong jelasin ini fungsinya untuk apa, sebenarnya ibu itu mau minta tolong ke siapa aja yang bisa tapi mesti lihat kamu, Luqman, Mas Iqbal kayak sibuk sendiri jadi ya Ibu kalo mau belajar, tanya ke siapa lagi."

Deg.

Dan itu cukup membuatku belajar memaknai hidup bahwa kesibukanku di luar itu sudah merupakan suatu komitmen yang harus dijaga tapi aku mempunyai atap tempat tinggal sebagai pembelajaran pertamaku setiap harinya. Sungguh aku tidak ada maksud untuk tidak memperhatikan ibu. Dan waktuku ini aku delegasikan untuk Ibu, tidak ada waktu senggang untuk Ibu tapi aku harus menyenggangkan waktu untuk Ibu. Terima kasih Ibu sudah mengingatkanku tentang memaknai hidup dan pentingnya berpikiran positif untuk kehidupan ke depannya. Ibu yang paling hebat dengan segala sikap terhebat untuk membentuk putra putri yang hebat. Doaku di setiap shalatku untukmu dan ayah.

This time for you, Mom. I love you :')
I love you, Ayah :')

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

Posting Komentar